Lapoaran pratikum Biologi
Bintik Buta
Disusunoleh :
� Aldi Sanjaya
� Asep Saepul M
� Candra Riswanto
� Ilham Maulana
� Lutfi Rizki S
� Muhammad Resha G
� Rafii Abdul Rafi
� Saepul Malik
� Sucipto Rizki S
� Teten Muhammad Z
SMA NEGERI 1 SINGAPARNA
Jln. Pahlawan KHZ mustofa, Singaparna 46416
TASIKMALAYA
BintikButa
1.1 Tujuan
Mengetahui adanya bintik buta
1.2 Landasan teori
Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan keaqeus humor, pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk ke bagian bintik kuning retina akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi impuls yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina
1.3 Alat dan Bahan
1. Kertasmanila berwarnaputih
2. Penggariskayu meter
3. Spidolataupulpen
1.4 Cara kerja
1. Sediakankertas manila berukuranlebar 3cm dan panjang 14cm
2. Buatlah tanda silang (x) dan tanda (y) pada kertas tersebut dengan jarak antara (x) dan (y) sejauh 10 cm
3. Peganglah kertas dengan tangan kiri sejauh 50 cm didepan mata, tanda (y) dipasang di sebelah dalam
4. Pusatkan pandangan mata kiri pada tanda y dan tutup mata kanan
5. Dengan mata kiri tetap terpusat pada tanda y, dekatkan kertas perlaha-lahan hingga tanda silang (x) hilang dan kemudian tampak kembali
6. Ukur dan catatlah dalam table pada jarak berapa tanda silang (x) hilang dan pada jarak berapa tanda silang (x) muncul kembali
7. Baliklah letak tanda (y) dan ulangi prosedur di atas dengan mata kanan juga sebanyak 3 kali
1.5 Hasil percobaan
Dengan menutup mata kanan
NO | NAMA | X HILANG | X MUNCUL |
1 | Aldi Sanjaya | 41 cm | 30 cm |
2 | Asep Saepul Miqdar | 39 cm | 33 cm |
3 | Candra Riswanto | 44 cm | 28 cm |
4 | Ilham Maulana | 40 cm | 31 cm |
5 | Lutfi Rizki Sumirat | 40 cm | 34 cm |
6 | M resha Setya G | 43 cm | 29 cm |
7 | Rafii Abdul Rafi | 41 cm | |
8 | Saepul Malik | 47 cm | 35 cm |
9 | Sucipto Rizki Permana | 46 cm | 30 cm |
10 | Teten Muhammad Zaenudin | 36 cm | 27 cm |
Rata-rata | 41.7 cm | 30.7 cm |
Dengan menutup mata kiri
NO | NAMA | X HILANG | X MUNCUL |
1 | Aldi Sanjaya | 41 cm | 30 cm |
2 | Asep Saepul Miqdar | 39 cm | 33 cm |
3 | Candra Riswanto | 44 cm | 28 cm |
4 | Ilham Maulana | 40 cm | 31 cm |
5 | Lutfi Rizki Sumirat | 40 cm | 34 cm |
6 | M resha Setya G | 43 cm | 29 cm |
7 | Rafii Abdul Rafi | 41 cm | 30 cm |
8 | Saepul Malik | 47 cm | 35 cm |
9 | Sucipto Rizki Permana | 46 cm | 30 cm |
10 | Teten Muhammad Zaenudin | 36 cm | 27 cm |
Rata-rata | 41.7 cm | 30.7 cm |
1.6 Analisis data
Terdapat perbedaan jarak hilangnya tanda lingkaran pada waktu pengamatan. Secara keseluruhan, rata-rata hasil menunjukkan perbedaan jaraknya hanya sedikit.
Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam melihat benda antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila rata-rata frekuensi kecil maka kejelasan mata dalam melihat benda masih baik dan apabila rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam melihat benda kurang baik.
1.7 Kesimpulan
Jarak bintik buta pada mata kanan kiri manusia rata-rata adalah sama. Bayangan benda tidak terlihat pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina karena cahaya yang jatuh pada bagian ini tidak mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik yang akhirnya menyebabkan tidak terjadinya kesan melihat. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, maka bayangan benda akan terlihat.
Luas Daerah BintikButa
2.1 Tujuan
Mengetahui luas daerah yang dipengaruhi bintik buta
2.2 Landasan Teori
Bintik buta adalah daerah tempat sarap optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang. Dalam kehiduan sehari � hari kita tidak sadar bahwa ada pengaruh bintik buta, karena bintik buta merupakan bagian terkecil mata yang tidak banyak di ketahui orang umum. Hanya orang yang mendalami bidang ini saja yang menyadarinya.
Luas atau sempitnya bintik buta di pengaruhi oleh luas atau sempitnya jarak antara sel konus dengan sel batang Dan juga karena factor jarak jika jaraknya dekat maka bintik buta nya sempit dan jika jaraknya jauh maka luas daerahnya luas.
1. Daerah bintik buta nya yang lebar berarti jarak antara sel batang dengan sel konus agak lebar
2. Daerah bintik buta nya yang sempit berarti jarak antara sel batang dengan sel konusnya sempit
2.3 Alat dan Bahan
1. Karton manila warnaputih
2. Penggariskayupanjang 1 meter
3. Spidol
4. Pakupayungatauselotip
2.4 Cara kerja
(A)
1. Ambilah karton manila putihdenganukuran 30 x 85 cm.
Buatlah garis AB pada pertengahan kertas, kemudian buatlah titik C pada garis AB tersebut dan letakan titik C dekat pada A
P
2. Ambilah kertas yang lain denganukuran 2 x 5 cm. buatlahtitik P dengan garis tengah 2 mm pada salah satu sisi kertas
3. Setelah seorang siswa duduk di kursi menghadap kepapan tulis
Perhatian
a. Selama melakukan percobaan, orang yang duduk di kursi tidak boleh bergeser dari tempat duduknya.
b. Badan dan kepala tidak boleh bergerak, supaya jarak mata kanan dengan titik C tetap dan tetap tegak lurus pada titik C.
c. Mata kiri tetap tertup.
(B)
1. Jarak mata kanan antara pelaku percobaan dan titik C pada karton di papan tulis sebesar 0.5 m ( gunakan penggaris panjang) mata kiri di tutup.
2. Murid lain ( bukan yang duduk) mengambil kertas no 2 dan menghimpitkan titik p dengan titik C
3. Geserkan titik P perlahan-lahan ke arah B melalui garis AB sampai titik P menghilang. Berilah tanda titik D pada waktu titik P mulai menghilang. Kemudian geserkan terus titik P pada garis AB sampai titik P kelihatan lagi. Berilah tanda E pada tempat mulainya titik P muncul kembali ( waktu titik P digeserkan perlaha-lahan, pandangan mata kanan pelaku percobaan memamdang tegak lurus pada titik C, tidak oleh bergeser mengikuti titik P).
4. Ulangi sekali lagi, teapi geserkan titik P dengan arah dari B ke A untuk menentukan dengan pasti letak titik E dan D yang sebenarnya.
5. Letakan titik R ditengah titik DE. Tarik garis M tegak lurus dengan DE melalui titik R. Buatlah garis N dan melalui titik R dengan ketetuan sebagai berikut : sudut = 45� garis tegak lurus pada N
6. Geserkan titik P melalui garis A-B, M dan N berturut-turut untuk memproleh titik-titik yang menghilang dan yang muncul kembali seperti perlakuan no3 dan 4 di atas.
7. Hubungkanlah semua titik-titik yang diperoleh itu. Tentukan bidang yang yang di bentuk titik
8. Ulangi percobaan di atas di atas dengan jarak 1 meter
Pertanyaan
1. Bandingkanlah luas daerah pengaruh bintik buta yang diperoleh pada jarak 0.5 dan 1 meter.
2. Samakah bentuk dan luas daerah yang dipengaruhi bintik buta pada setiap orang ?
3. Apakah yang dimaksud bintik buta itu ?
4. Mengapa dalam kehiidupan sehari-harikita tidak sadar bahwa ada pengaruh bintik buta ?
2.6 Hasil percobaan
NO | NAMA | Luas Daerah Bintik Buta |
Jarak 50 cm | Jarak 100 cm |
1 | Aldi Sanjaya | 10.1 cm | 10.6 cm |
2 | Asep Saepul Miqdar | 9.2 cm | 10.8 cm |
3 | Candra Riswanto | 9 cm | 12.7 cm |
4 | Ilham Maulana | 13.7cm | 14.5 cm |
5 | Lutfi Rizki Sumirat | 7.5 cm | 13.3 cm |
6 | M resha Setya G | 8.8 cm | 10.2 cm |
7 | Rafii Abdul Rafi | 11.7 cm | 20 cm |
8 | Saepul Malik | 5.7 cm | 12.9 cm |
9 | Sucipto Rizki Permana | 8.5 cm | 11 cm |
10 | Teten Muhammad Zaenudin | 6.8 cm | 13.1 cm |
Rata-rata | 9.1 cm | 12.9 cm |
2.7 Analisis
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa luas daerah bintik buta tiap orang berbeda-beda dan tidak ada seorang pun yang sama, dan luas daerah dilihat dari 0.5 meter lebih kecil dari dilihat dari jarak 1 meter.
2.8 Kesimpulan
Perbandingan luas daerah perbandingan bintik buta yang di peroleh pada jarak 0,5 m lebih kecil bila di bandingkan dengan luas daerah pengaruh bintik buta pada jarak 1 meter. Bentuk dan luas daerah yang di pengaruhi bintik buta pada setiap orang berbeda.
Bintik buta adalah daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang. Dalam kehiduan sehari � hari kita tidak sadar bahwa ada pengaruh bintik buta, karena bintik buta merupakan bagian terkecil mata yang tidak banyak di ketahui orang umum. Hanya orang yang mendalami bidang ini saja yang menyadarinya.
Luas atau sempitnya bintik buta di pengaruhi oleh luas atau sempitnya jarak antara sel konus dengan sel batang Dan juga karena factor jarak jika jaraknya dekat maka bintik buta nya sempit dan jika jaraknya jauh maka luas daerahnya luas.
1. Daerah bintik buta nya yang lebar berarti jarak antara sel batang dengan sel konus agak lebar
2. Daerah bintik buta nya yang sempit berarti jarak antara sel batang dengan sel konusnya sempit